Network
Kilasaceh.com - Krisis air bersih yang melanda Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, mengundang perhatian serius dari PDAM Tirta Mountala dan Tirta Daroy Banda Aceh. Langkah nyata telah diambil dengan turun langsungnya Ir Sulaiman MSi, Direktur Utama PDAM Tirta Mountala, ke lokasi untuk memberikan bantuan air bersih kepada warga yang terdampak.
Ir Sulaiman MSi Turun Langsung ke Lokasi, PDAM Tirta Mountala Suplai 60 Ton Air Bersih untuk Warga Lhoknga
"Sudah tiga hari berturut-turut pihak PDAM Tirta Mountala menyuplai air bersih mencapai 60 ton untuk beberapa titik di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar," ujar Ir Sulaiman MSi kepada awak media, sambil membagikan air bersih di Gampong Mon Ikeun, Lhoknga, Senin, 13 Mei 2024.
Penyaluran air bersih ini merata, dengan pembagian ke titik-titik kritis seperti Gampong Tanjong, Seubun Ketapang, Masjid Seubun Ketapang, Lam Gaboh, Lamcok, Lambaro Seubun, Mon Ikeun, dan Seubun Ayon. Ir Sulaiman yang turun ke lokasi setelah rapat lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Jantho menegaskan komitmen PDAM Tirta Mountala untuk memastikan warga Lhoknga tetap mendapatkan pasokan air bersih yang memadai.
Satuan Brimob Polda Aceh dan Tirta Daroy Banda Aceh Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Lhoknga
Namun, bantuan tidak hanya datang dari PDAM Tirta Mountala. Satuan Brimob Polda Aceh dan Perumda Tirta Daroy Banda Aceh juga turut menyumbangkan air bersih kepada warga Lhoknga. Satuan Brimob Polda Aceh mendistribusikan 6 ton air bersih khusus untuk Gampong Kueh, sementara Tirta Daroy Banda Aceh menyumbangkan 10 ton air yang didistribusikan di Gampong Meunasah Mayang Lamlhom dan Pesantren Lampoh Beut Lamlhom. Dengan semua bantuan tersebut, total pasokan air bersih yang diberikan kepada warga Lhoknga pada hari itu mencapai 75 ton.
Dirut Peumdam Tirta Daroy, T Novizal Aiyub SE, menyatakan bahwa bantuan yang diberikan oleh Tirta Daroy di Kecamatan Lhoknga adalah semata-mata misi kemanusiaan. Dia menekankan pentingnya koordinasi antar lembaga untuk menghindari tumpang tindih dalam penyaluran bantuan. "Kami ingin agar masyarakat Lhoknga mendapatkan air bersih yang sempat krisis karena kemarau. Alhamdulillah kini telah hujan lagi, sehingga permukaan air kembali menaik," tuturnya.
Langkah ini merupakan cerminan solidaritas dan kepedulian terhadap sesama dalam menghadapi krisis air bersih. Bukan hanya sekadar memberikan bantuan, tapi juga menjalankan tanggung jawab sosial untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi.
Namun, upaya ini tidaklah mudah. Dalam menghadapi musim kemarau yang panjang dan intensitas hujan yang tidak menentu, tantangan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah pedalaman menjadi semakin besar. Bukan hanya ketersediaan air bersih, tetapi juga infrastruktur yang memadai untuk mendistribusikannya menjadi perhatian utama.
Kondisi geografis Aceh Besar yang beragam, mulai dari pesisir hingga pedalaman, menambah kompleksitas dalam menangani masalah ini. Namun, dengan kerja sama antara lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat, diharapkan solusi yang berkelanjutan dapat ditemukan.
Selain itu, pendekatan berkelanjutan dalam manajemen sumber daya air juga menjadi penting. Langkah-langkah konservasi air, pengelolaan sungai yang baik, serta pengembangan teknologi untuk mendapatkan air bersih dari sumber alternatif seperti air hujan atau air tanah menjadi bagian dari solusi jangka panjang.
