Kilasaceh.com - Jemaah haji kloter 9 dari Embarkasi Aceh telah berhasil menyelesaikan ibadah umrah mereka dengan lancar. Mereka tiba di Jeddah pada Jumat, 7 Juni lalu.
Dikutip dari laman resmi Kemenag Aceh, Minggu, 9 Juni 2024, Kloter 9 ini berasal dari beberapa daerah di Aceh, termasuk Aceh Tamiang, Langsa, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Pidie. Total jemaah dalam kloter ini mencapai 384 orang, didampingi oleh 8 petugas yang bertugas untuk memastikan kelancaran seluruh perjalanan ibadah.
Kloter 9 Aceh: Dari Miqat di Udara hingga Tiba di Jeddah, Kisah Perjalanan yang Mengharukan
Salah satu momen penting dalam perjalanan ini adalah saat jemaah mengambil miqat (niat ihram) di atas wilayah Yalamlam. Zona ini terletak sekitar 100 km arah tenggara-timur dari Mekah dan menjadi tempat niat ihram bagi jemaah dari wilayah tenggara-timur Arab Saudi, termasuk Indonesia, Jepang, Yaman, dan lainnya. Para jemaah melakukan niat ihram baik di pesawat saat mengudara atau diulang-ulang oleh petugas PPIH BTJ (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji) selama bimbingan, atau bahkan saat tiba di Jeddah. Dari saat itu, mereka telah mengenakan pakaian ihram dan memasuki fase ibadah haji dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan.
Ketua kloter, TPIH BTJ-09 Haswinduaputra SHI, bersama dengan pembimbing ibadah dan tim medis, menyampaikan laporan bahwa kloter telah tiba dengan selamat. Mereka tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah (JED) pada pukul 11.05 WIB, setelah berangkat dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) pada pukul 03.18 WIB.
Sejak tiba di asrama haji, jemaah telah merasakan kehangatan dan dukungan penuh dari petugas dan pejabat daerah. Pj Bupati Aceh Tamiang, Drs H Asra, bersama dengan pejabat daerah lainnya, turut mengantar keberangkatan kloter ini. Total 385 jemaah dan 8 petugas telah bersiap untuk menunaikan ibadah dengan penuh semangat.
Tidak hanya itu, keberagaman dan semangat persatuan juga terlihat dalam kloter ini. Meskipun berasal dari berbagai daerah, jemaah dan petugas kloter 9 bersatu dalam satu tujuan yang sama: menunaikan ibadah dengan baik dan penuh kekhusyukan. Mereka telah menunjukkan bahwa dalam perbedaan, ada kekuatan yang besar untuk bersatu dalam rangka mewujudkan tujuan bersama.
Di Kloter 9 Aceh, Siti Shaura Al Amna, Berusia 18 Tahun, Jemaah Haji Termuda, Asal dari Kota Langsa
Salah satu fakta menarik adalah adanya perbedaan usia yang signifikan di antara jemaah. Jemaah termuda, Siti Shaura Al Amna, berusia 18 tahun dan berasal dari Kota Langsa, sementara jemaah tertua, Amanfarisyah Abdul Wahab, berusia 95 tahun dan berasal dari Bireuen. Perbedaan ini menunjukkan bahwa ibadah haji dan umrah dapat dijalankan oleh siapa pun, tanpa memandang usia, asal ada keinginan dan kesempatan.***