Network
Kilasaceh.com - Dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TIPD) bersama Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh melakukan serangkaian langkah strategis, khususnya di Pasar Aceh, sebagai langkah antisipatif agar ketersediaan pangan tetap terjamin. Hal ini dilakukan dalam menghadapi tantangan inflasi menjelang bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Senin, 4 Maret 2024.
Data inflasi yang dirilis oleh Pemko Banda Aceh menunjukkan tingkat inflasi yang masih terkendali. Secara year on year (yoy), tingkat inflasi mencapai 1,78 persen, sementara secara month to month (mtm) sebesar 0,55 persen. Meskipun secara nasional, inflasi sedikit lebih tinggi, yakni 2,75 persen (yoy) dan 0,37 persen (mtm), Pemko Banda Aceh tetap fokus pada pencegahan lonjakan harga, terutama pada komoditas vital seperti beras, tomat, dan daging ayam ras.
Stabilitas Harga Terjaga, Pemko Banda Aceh Luncurkan Operasi Pasar Murah
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah melaksanakan operasi pasar murah di beberapa titik di setiap kecamatan, dengan fokus utama di Pasar Aceh. Operasi pasar murah menjadi solusi inovatif untuk menjaga stabilitas harga dan memberikan akses yang lebih mudah kepada masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok.
Pasar Aceh, yang menjadi pusat transaksi ekonomi di Banda Aceh, menjadi sorotan utama dalam upaya pengendalian inflasi. Dalam operasi pasar murah, harga beberapa komoditas pokok dikendalikan agar tetap terjangkau oleh masyarakat. Ini menjadi solusi cerdas dan inklusif untuk mengurangi tekanan inflasi yang mungkin terjadi akibat peningkatan permintaan selama bulan Ramadan.
Pemko Banda Aceh bersama TIPD melakukan inspeksi mendalam ke Pasar Aceh, Pasar Al Mahirah, dan Pasar Setui
Pemko Banda Aceh bersama TIPD melakukan inspeksi mendalam ke Pasar Aceh, Pasar Al Mahirah, dan Pasar Setui. Tujuan dari inspeksi ini adalah untuk memastikan bahwa para distributor dan pedagang tidak menahan barang atau melakukan penimbunan yang dapat menyebabkan kenaikan harga yang tidak wajar. Langkah ini sejalan dengan prinsip transparansi dan keadilan dalam perdagangan.
Dalam inspeksi tersebut, TIPD memberikan perhatian khusus pada ketersediaan dan harga beras, tomat, dan daging ayam ras. Komoditas-komoditas ini diidentifikasi sebagai faktor pendorong inflasi, dan langkah-langkah khusus diambil untuk memastikan ketersediaannya di pasaran dengan harga yang terjangkau.
Selain itu, Pemko Banda Aceh juga menjalin kerja sama erat dengan daerah penghasil komoditi. Langkah ini diambil untuk memastikan kelancaran pasokan pangan ke Banda Aceh, mengingat ketergantungan kota ini pada pasokan dari daerah-daerah sekitarnya. Kolaborasi dengan produsen komoditi menjadi langkah penting dalam menjaga ketahanan pangan dan mengurangi risiko inflasi yang dapat disebabkan oleh kelangkaan barang.
Sebagai langkah proaktif, Pemko Banda Aceh menggagas gerakan menanam di perkarangan rumah warga. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan luar. Masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam program ini, dengan harapan dapat menciptakan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan komunitas.
Rapat Teknis TPID Terus Digelar, Pemko Banda Aceh Serius Hadapi Tantangan Inflasi
Rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang rutin diadakan menjadi wadah untuk koordinasi optimal antara pihak pemerintah, aparat keamanan, dan pemangku kepentingan terkait. Dalam rapat tersebut, strategi pengendalian inflasi dibahas dan disinkronkan untuk memastikan langkah-langkah yang diambil sesuai dengan perkembangan terkini. Pj Wali Kota Banda Aceh, Amiruddin, memimpin rapat tersebut bersama Forkopimda sebagai bentuk keseriusan dalam menghadapi tantangan inflasi.
