Yayasan Blood For Life Foundation Ikut Peringati Hari Thalasemia se-Dunia

- 9 Mei 2024, 09:45 WIB
Dalam aksi Hari Thalasemia, Ketua Umum Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia, Michael Octaviano membagikan paket berisi masker, sabun mandi, dan souvenir lainnya kepada para penyintas talasemia
Dalam aksi Hari Thalasemia, Ketua Umum Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia, Michael Octaviano membagikan paket berisi masker, sabun mandi, dan souvenir lainnya kepada para penyintas talasemia /BFLF/

Kilasaceh.com - Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia memperingati Hari Thalasemia Sedunia bersama puluhan penderita Thalasemia di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA). Hal ini dilakukan untuk mendukung dan menumbuhkan semangat bagi para penyintas thalasemia disana.

Dalam aksi Hari Thalasemia, BFLF membagikan paket berisi masker, sabun mandi, dan souvenir lainnya kepada para penyintas talasemia. Pihaknya juga memberikan informasi tentang rumah singgah yang tersedia dekat rumah sakit, serta ikut membantu mempersiapkan kebutuhan darah untuk transfusi.

Michael Octaviano: Perhatikan Pemeriksaan Darah Sebelum Menikah untuk Cegah Thalasemia

Ketua Umum Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia, Michael Octaviano mengatakan jumlah penyintas thalasemia meningkat setiap tahunnya di Aceh, hampir mencapai 700 orang. Hal ini menjadi perhatian bersama untuk mencegah peningkatan tersebut dengan cara melakukan pemeriksaan darah sebelum menikah, sehingga pasangan yang bertemu tidak memiliki pembawa sifat thalasemia yang sama.

“Selain itu, kebutuhan darah untuk transfusi talasemia juga harus dipenuhi dengan darah yang sehat,” kata Michael Octaviano, di Banda Aceh, Rabu, 8 Mei 2024.

Michael mengatakan, penyintas thalasemia di Aceh kedepannya harus bisa melakukan transfusi di kabupaten atau kota tempat tinggal mereka, sehingga mereka tidak perlu melakukan perjalanan jauh ke Banda Aceh.

“Pemerintah daerah dan rumah sakit setempat perlu memperhatikan ketersediaan darah, alat-alat penyaringan, dan proses pengolahan darah,” kata Michael.

Menurutnya, ketersediaan obat zat klasi besi juga perlu diperhatikan untuk penyintas thalasemia guna mengurangi penumpukan zat besi dalam tubuh mereka. Saat ini, pelayanan ini masih terpusat di Rumah Sakit Dr. Zainoel Abidin, sehingga pasien talasemia dari 23 kabupaten dan kota di Aceh harus pergi ke sana untuk mendapatkannya.

“Kami juga mengharapkan perhatian khusus untuk Proses pendidikan anak penyintas talasemia yang terkadang terganggu karena harus berpergian jauh dan libur sekolah untuk berobat,” kata dia.

Michael menyebutkan, kerjasama dari semua pihak sangat diharapkan untuk membantu mengurangi beban penyintas thalasemia, Untuk Satu Orang Thalasemia Mayor Pemerintah Mengeluarkan Biaya sebesar Rp. 400 juta selama setahun.

Halaman:

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah