Kepunahan Mengancam Burung Beo Simeulue, Panggilan Serius untuk Perlindungan Alam

- 12 Juni 2024, 10:45 WIB
Satwa Liar Dilindungi, Burung Beo Simeulue Terancam Punah
Satwa Liar Dilindungi, Burung Beo Simeulue Terancam Punah /Pemerintah Aceh/

Kilasaceh.com - Endemik pulau Simeulue, burung Beo Simeulue (Gracula Religiosa Miotera), kini menghadapi ancaman kepunahan yang nyata. Dengan statusnya yang mencapai level sangat kritis, keberadaan burung ini kini diguncang oleh perburuan liar yang mengancam kelangsungan hidupnya.

Satwa Liar Dilindungi, Burung Beo Simeulue Terancam Punah

Dikenal dengan nama lokal Manok-manok Tiung atau Tiong, burung Beo Simeulue bukan hanya memiliki nilai ekologis yang penting dalam ekosistem pulau ini, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga dengan cermat. Namun, nasibnya kini tergantung pada tindakan cepat dan serius untuk melindunginya.

Ketua Yayasan Ecosystem Impact, Irda Kusuma ST, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap nasib burung Beo Simeulue. "Untuk status Beo Simeulue sudah terancam punah, di mana saat ini sangat sulit ditemukan di hutan Simeulue umumnya. Ini sangat mengkhawatirkan dan bila tidak segera dilakukan tindakan serius, maka tidak tertutup kemungkinan nantinya burung Beo Simeulue hanya tinggal nama, atau kasarnya bakal punah dari muka bumi," ujarnya.

Perburuan terhadap burung Beo Simeulue tidak hanya dilakukan oleh pemburu lokal, tetapi juga memicu minat penguasaan burung ini di luar daerah. Hal ini didorong oleh nilai ekonomis tinggi di pasar gelap, di mana burung ini menjadi objek incaran untuk dijual demi keuntungan finansial yang cepat.

Perburuan Ilegal Membayangi Burung Beo Simeulue: Apa Saja Solusinya?

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Penataan, Penataan PPLH Serta Pengelolaan Taman Hutan Raya, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue, Edi Sarbihan, menyoroti kurangnya perlindungan bagi burung Beo Simeulue di kawasan konservasi. "Dari data spesies endemik burung yang hidup berkembang biak yang ada di kawasan Tahura, tidak ditemukan endemik burung jenis beo Simeulue. Kita juga tidak tau kenapa tidak ada, atau sebelumnya mungkin satwa dilindungi itu merasa terusik dan trauma, lalu pindah kelokasi yang tidak terjamah oleh aktivitas manusia, namun kita berharap aset yang berharga itu, jangan nanti tinggal nama," katanya.

Perlindungan terhadap burung Beo Simeulue seharusnya menjadi prioritas utama, baik di tingkat lokal maupun nasional. Meskipun telah ada aturan perlindungan, termasuk qanun Bupati Simeulue Nomor 10 Tahun 2005, namun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan pengawasan, penegakan hukum, serta sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlangsungan ekosistem alam.

Dalam menghadapi tantangan ini, keterlibatan semua pihak menjadi krusial. Mulai dari pemerintah daerah, lembaga terkait, organisasi non-pemerintah, hingga masyarakat setempat harus bekerja sama untuk menyelamatkan burung Beo Simeulue dari kepunahan. Langkah-langkah konkret, seperti peningkatan patroli hutan, pengawasan ketat terhadap perburuan ilegal, dan kampanye penyadaran publik, harus segera dilaksanakan.

Menyelamatkan burung Beo Simeulue bukan hanya tentang mempertahankan satu spesies, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati yang menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. Kesadaran akan pentingnya alam dan upaya bersama untuk melindunginya adalah kunci untuk mencegah kepunahan yang tidak perlu terjadi.***

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah