Presiden Jokowi Pimpin Ratas untuk Memastikan Ketersediaan Stok Beras Nasional dan Harga Tetap Terjaga

- 20 Januari 2024, 14:44 WIB
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/01/2023)
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/01/2023) /Humas Setkab/Agung/

Kilasaceh.com - Hari Kamis kemarin, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas (Ratas) dengan agenda utama adalah membahas ketersediaan stok beras nasional dan cadangan beras pemerintah (CBP). Kamis, 18 Januari 2024.

Usai rapat, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memberikan keterangan pers yang merinci hasil diskusi bersama Presiden. Salah satu poin yang ditekankan oleh Presiden Jokowi adalah pentingnya menjaga harga beras di tingkat petani.

Baca Juga: Rencana Perjalanan Haji 2024 Diumumkan, 241 Ribu Jemaah Siap Berangkat

"Saat ini, bersama Pak Presiden dan beberapa menteri terkait, termasuk Dirut Bulog, Pak Presiden ingin memastikan bahwa stok beras kita cukup. Kemudian, persiapan untuk menjelang panen, sehingga harga di tingkat petani harus tetap dijaga. Stok beras ini diharapkan mencukupi hingga puncak musim panen," ujar Arief dalam konferensi persnya.

Menurut Arief, dampak El Nino pada Januari hingga Februari 2024 menyebabkan defisit persediaan beras nasional sekitar 2,8 juta ton. Untuk mengatasi defisit ini, pemerintah berencana melaksanakan program impor beras sebelum panen raya.

"Tahun lalu, Pak Presiden sudah menyetujui dalam rapat internal untuk melakukan importasi dua juta ton. Syaratnya memang harga di tingkat petani tetap dijaga seperti hari ini. Jadi, keseimbangan itu diharapkan dapat tercapai. Importasi ini direncanakan sebelum panen raya agar dapat mengatasi defisit dengan lebih efektif," jelasnya.

Arief menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menjaga harga di tingkat petani. Importasi beras yang dilaksanakan bertujuan untuk memastikan kekuatan stok CBP, dan diharapkan, hal ini akan beriringan dengan terjaganya harga di tingkat petani.

"Dalam satu bulan, kebutuhan kita sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton. Dua bulan ini, akibat El Nino, yakni Januari-Februari, kita mengalami kekurangan sekitar 2,8 juta ton, tapi kita akan menutupi dengan carryover dari 2023 dan importasi yang akan masuk pada 2024," tandasnya.

Baca Juga: Sayembara Maskot Resmi Timnas Indonesia: Fans Diajak Berkarya untuk Membuat Sejarah Sepak Bola Indonesia

Halaman:

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah