Network
Kilasaceh.com - Dalam jaringan media sosial yang sedang beredar, emoji semangka telah menjadi simbol yang mendalam bagi perjuangan Palestina. Namun, di balik penggunaannya yang viral dan sering diidentifikasi sebagai tanda solidaritas, terdapat sejarah yang menggugah.
Sejak tahun 1960-an, semangka telah menjadi simbol perlawanan terhadap larangan pengibaran bendera Palestina oleh Israel. Di masa larangan tersebut, demonstran Palestina menggunakan irisan semangka untuk menggantikan bendera yang tak bisa mereka angkat. Warna merah daging buah, kulit hijau-putih, dan biji hitam semangka menggambarkan kesamaan dengan warna bendera Palestina.
Larangan ini berlangsung hingga tahun 1993, ketika Perjanjian Oslo mengakhiri pembatasan tersebut. Namun, semangka tetap menjadi lambang perlawanan dan identitas Palestina.
Pada tahun 2015, ketika emoji semangka diperkenalkan dalam keyboard, hal ini semakin memperkuat simbolisme semangka sebagai representasi budaya, olahraga, dan politik Palestina.
Terutama setelah konflik tahun 2021, penggunaan emoji semangka melejit sebagai bentuk dukungan yang terus berkembang di Palestina dan di platform media sosial. Selain menjadi representasi simbolis, penggunaan semangka di media sosial juga seringkali dilakukan untuk menghindari sensor algoritma atau fitur pemblokiran pada beberapa platform.
Dengan begitu, semangka bukan sekadar buah biasa di Palestina, ia telah menjadi sebuah simbol yang membawa pesan perlawanan, keberanian, dan solidaritas dalam perjuangan Palestina. Suatu simbol yang menarik dari sejarah panjang perjuangan suatu bangsa yang tetap hidup bahkan di dunia maya saat ini.
