CERPEN : Arif dan Kisah Baper Diari Ayah

- 16 Desember 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi Buku Diari Ayah
Ilustrasi Buku Diari Ayah /pixabay/Tilixia/

Kilasaceh.com - Angin kencang menerpa kota ketika malam itu tiba. Di pinggir jendela kamar, Arif duduk dengan tatapan kosong. Matahari sudah lama tenggelam, meninggalkan langit berwarna gelap dengan bintang-bintang yang berserakan. Suasana sepi hanya dipecahkan oleh deru angin dan suara langkah kaki yang sesekali terdengar dari luar.

Arif meraih ponselnya dan membuka galeri foto. Layar ponsel menyala, menyorot wajah-wajah tersenyum dalam kenangan-kenangan lama. Namun, ada satu foto yang menarik perhatiannya: sebuah potret tua yang menggambarkan sosok pria berwajah tegas dengan senyuman hangat di bibirnya.

"Ayah," gumam Arif, mengenang sosok yang telah lama meninggalkan dunia ini. Ayahnya pergi begitu cepat, menyisakan kenangan-kenangan manis yang terpatri dalam hatinya. Arif merasakan kekosongan yang sulit diisi sejak kepergian sang ayah.

Tiba-tiba, ponselnya berdering, menggema di ruangan sepi. Arif melihat layar, dan sebuah pesan masuk dari temannya, Dika.

"Bro, lagi ngapain? Bosen nih, yuk keluar sebentar."

Arif melirik jam di dinding. Sudah larut malam, tetapi ketidakpastian di hatinya membuatnya setuju untuk bertemu Dika. Mereka memilih sebuah kedai kopi kecil sebagai tempat pertemuan. Sesampainya di sana, Dika dengan riangnya menghampiri Arif yang duduk di sudut.

"Bro, kenapa mukanya kayak habis nonton film sedih?" tanya Dika sambil memesan kopi.

Arif menghela nafas. "Baru aja liat foto ayah, Dik. Terus tiba-tiba rasanya kayak kangen banget sama beliau, tau gitu dia masih ada."

Dika mengangguk mengerti sambil menyodorkan secangkir kopi panas ke Arif. "Gue tau, Bro. Ayah lo emang hebat. Jadi bapak, temen, mentor, semuanya deh. Gue rasa semua orang pasti kangen sama sosok ayah."

Halaman:

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah