Magis dan Megahnya Tari Kuda Lumping: Menelusuri Dalam Pesona Seni Tradisional Jawa

- 7 Februari 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi penari kuda lumping
Ilustrasi penari kuda lumping /pexels.com/MasBet Christianto/

Kilasaceh.com - Tari kuda lumping, atau dikenal juga sebagai jaran kepang atau jathilan, terus menjadi daya tarik utama dalam mengeksplorasi kekayaan seni tradisional Jawa. Bukan sekadar tarian, tetapi pertunjukan ini menggabungkan keunikan gerak prajurit berkuda dengan elemen mistis yang memukau penonton. Dalam setiap detiknya, tari kuda lumping menghadirkan pengalaman luar biasa yang menyatukan keajaiban magis dan keindahan seni.

Keunikan dan Kisah Historis Tari Kuda Lumping

Tarian kuda lumping adalah bentuk seni tari tradisional Jawa yang dimainkan dengan menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Sejak zaman dahulu, tarian ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa, dan pesonanya tetap tak tertandingi. Meskipun tidak ada catatan sejarah tertulis yang menjelaskan asal-usulnya, riwayat verbal yang turun-temurun mengabadikan misteri dan keunikan tarian ini.

Baca Juga: Tari Pho, Kesenian Legendaris Aceh Selatan Memukau Dunia di Pekan Kebudayaan Aceh

Misteri asal-usul tari kuda lumping menghangatkan dikenang dengan berbagai versi yang mencakup dukungan rakyat terhadap pasukan Diponegoro melawan penjajah Belanda atau kisah heroik Raden Patah bersama Sunan Kalijaga melawan penjajah. Interpretasi ini memberikan kedalaman makna pada pertunjukan, memadukan elemen patriotisme dan perlawanan terhadap penjajahan.

Bahkan, dalam setiap pertunjukan tari kuda lumping, penonton disuguhkan oleh tarian yang membentuk keseluruhan pertunjukan. Dimana, para penari akan memainkan gerakan prajurit berkuda dengan intensitas dan agresi yang mencerminkan semangat heroisme. Beberapa penari muda menunggangi kuda anyaman bambu, menari seiring alunan musik yang melibatkan penonton dalam pengalaman yang lebih mendalam.

Salah satu daya tarik unik tari kuda lumping adalah atraksi kesurupan yang terjadi selama tarian dimulai. Para penari, terutama pria, dapat mengalami kesurupan atau kerasukan roh halus. Fenomena ini tidak hanya melibatkan penari, tetapi juga menular kepada penonton, menciptakan ikatan mistis yang kuat antara mereka. Dalam keadaan kesurupan, penari dan penonton terus menari dengan gerakan enerjik yang menambah dramatisasi pertunjukan.

Musik Pengiring Kuda Lumping yang Sederhana namun Penuh Mistis

ilustrasi Musik Pengiring Kuda Lumping
ilustrasi Musik Pengiring Kuda Lumping YouTube/@Nokson Mania

Tidak seperti seni tari modern yang membutuhkan koreografi kompleks, tari kuda lumping tidak memerlukan suatu koreografi khusus. Musik pengiringnya juga cukup sederhana, terdiri dari alat gamelan seperti Kendang, Kenong, Gong, dan Slompret. Sementara seruling dengan bunyi melengking memberikan sentuhan magis yang mendalam, menciptakan harmoni yang sempurna untuk gerakan-gerakan tarian yang energik.

Baca Juga: Pesona Pasir Putih dan Air Tenang Pulau Palambak, Destinasi Wisata Aceh yang Wajib Dikunjungi di Aceh Singkil

Halaman:

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah