Tari Bines, Gayo Lues Masuk Lima Daerah Bersinar Dalam Pertunjukan Tari Tradisi di Pekan Kebudayaan Aceh ke-8

- 11 November 2023, 16:45 WIB
Penampilan Tari Bines, Gayo Lues.
Penampilan Tari Bines, Gayo Lues. /Media Center PKA-8/

Kilasaceh.com – Lima kabupaten/kota di Aceh mengukir kisah keindahan seni tradisionalnya dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, yang diselenggarakan di Indoor Taman Seni Budaya, Banda Aceh pada Jumat, 10 November 2023. Acara yang memukau itu mempertontonkan ragam tarian tradisional, dan meskipun tanpa pemenang juara, lima daerah berhasil menyita perhatian sebagai penyaji terbaik.

Kemeriahan panggung seni terjadi ketika Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Kabupaten Nagan Raya, dan perwakilan Kota Lhokseumawe menampilkan kekayaan budaya melalui gerakan indah tarian tradisional mereka. Dalam atmosfer kebersamaan, para penari memukau lima orang dewan juri dengan keunikan dan keindahan setiap tarian yang mereka bawakan.

Menariknya, acara ini tidak bertujuan untuk menentukan pemenang, melainkan hanya menetapkan lima peserta terbaik. Kepala Bidang Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah, menyampaikan bahwa setiap tarian memiliki daya tariknya sendiri, dan penilaian juri dilakukan berdasarkan orisinalitas, keseragaman gerak, kerapian, dan kekompakan.

"Semua tarian itu bagus dan indah. Apalagi semua daerah memiliki tarian khas masing-masing dengan keindahannya tersendiri," ujar Nurlaila, mencerminkan semangat apresiasi terhadap keberagaman seni budaya Aceh.

Salah satu keunikan PKA ke-8 adalah penampilan daerah yang jarang terkenal, seperti Simeulue dengan tarian Madidik. Tarian ini, sebelumnya kurang dikenal di warga pesisir Aceh, berhasil mengguncang panggung dengan keeksotisan gerak dan irama yang memikat.

Aceh Tengah memukau penonton dengan Tari Guel, sementara Gayo Lues menghadirkan keelokan Tari Bines. Keberagaman seni tradisional Aceh semakin terlihat dengan tarian khas pesisir seperti Tari Ratep Meuseukat, Seudati, dan Tari Likok Pulo yang dibawakan oleh beberapa kabupaten/kota.

"Kalau kita buatkan juara nanti ada yang berpikir Tari Seudati lebih baik dari Likok Pulo. Sebenarnya bukan itu, semua tari baik dan indah, yang ingin kita lihat itu penampilannya," terang Nurlaila, menegaskan bahwa fokus penilaian adalah pada kualitas dan keunikannya masing-masing.

Dalam konteks ini, penting untuk dicatat bahwa dua daerah, yakni Kabupaten Bener Meriah dan Kota Subulussalam, tidak ambil bagian dalam lomba. Meskipun demikian, kehadiran mereka tetap memberikan warna dalam upaya melestarikan seni dan budaya Aceh yang kaya.

Perlombaan tari tradisional ini bukan hanya tentang kompetisi, tetapi lebih sebagai bagian dari upaya memunculkan kembali karya terbaik dari setiap daerah. Seiring dengan berkembangnya zaman, kegiatan seperti ini menjadi sarana untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang menjadi identitas masyarakat Aceh.**

Editor: Syaiful Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah