Cerbung Part 1 : Sepucuk Surat untuk Presiden, Sang Pahlawan Jalanan

- 15 Desember 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi sepucuuk surat untuk presiden, sang Pahlawan Jalanan.
Ilustrasi sepucuuk surat untuk presiden, sang Pahlawan Jalanan. /pixabay/andrewlloydgordon/

Kilasaceh.com - Siang itu, di sudut kota yang ramai, seorang pemuda bernama Rio duduk di teras kafe dengan tatapan tajamnya menatap layar laptop. Dengan canggung, dia mengutak-atik kata-kata di layar. Matahari terbenam, menyisakan warna oranye di langit, memberikan semangat baru pada langkah-langkah Rio.

"Pak Presiden," tulis Rio dengan nada haru dan kecewa, "saya bukan pengkritik pemerintah. Saya hanya seorang pemuda yang ingin melihat perubahan di negeri ini. Jika saya boleh bermimpi, saya ingin menjadi pahlawan jalanan yang membawa warna baru untuk Indonesia."

Rio memperhatikan penulisannya, menyentuh kaca laptop dengan jari-jarinya. Sejenak, dia terdiam, mencari kata-kata yang tepat untuk menyampaikan isi hatinya. Pria muda itu tidak menyadari bahwa surat sederhana yang akan dia kirimkan akan menjadi titik awal petualangan tak terduga.

Surat itu selesai ditulis. Dengan penuh keyakinan, Rio mencetaknya dan membungkusnya dalam amplop putih bersih. Namun, keberuntungan berkata lain. Saat Rio hendak pergi menuju kantor pos untuk mengirimkan suratnya, angin kencang menerbangkan amplop itu dari tangannya. Rio berusaha mengejar, tetapi sia-sia. Sepucuk surat untuk presiden itu lenyap ditelan angin.

"Sialan!" umpat Rio, mengejar surat yang terbawa angin ke arah taman kota. Dia berlari sekuat tenaga, mencoba menangkapnya sebelum surat itu jatuh ke dalam sungai kecil yang mengalir di samping taman.

Tiba-tiba, seorang wanita muda, yang tampaknya tengah berjalan-jalan di taman, muncul di hadapannya. Dengan refleks yang cepat, wanita itu menangkap surat yang hampir jatuh.

"Hati-hati, dek. Surat ini hampir saja terbang ke sungai," kata Rio sambil menghela nafas lega.

Wanita itu tersenyum, "Beruntung saya melihatnya. Apa ini surat penting?"

Rio merasa ada keajaiban di balik pertemuan itu. Dia memberikan terima kasih pada wanita itu dan menjelaskan bahwa surat itu seharusnya dikirimkan kepada presiden. Wanita itu, yang bernama Maya, tertarik dengan cerita Rio dan menyatakan keinginannya untuk membantu.

Halaman:

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah