Di PKA-8, Pj Gubernur Aceh : PKA VIII Sarana Mengabadikan Sejarah dan Memupuk Persatuan

- 5 November 2023, 19:05 WIB
Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki duduk bersebelahan dengan Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, Didik Suhardi pada acara pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Kota Banda Aceh. Sabtu malam, 4 November 2023.
Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki duduk bersebelahan dengan Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, Didik Suhardi pada acara pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Kota Banda Aceh. Sabtu malam, 4 November 2023. /

Kilasaceh.com - Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, memulai perhelatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 dengan sambutannya di Komplek Taman Sulthanah Safiatuddin pada Sabtu, 4 November 2023. Dia menyampaikan pesan tentang pentingnya acara ini sebagai wadah untuk memelihara, menghidupkan, dan menghargai perdamaian serta kekayaan budaya Aceh. "Selamat datang di Pekan Kebudayaan Aceh ke-8! Sebuah festival yang tak hanya merayakan kebudayaan, tetapi juga mengabadikan jejak sejarah dan menghidupkan semangat persatuan Aceh. PKA merupakan panggung yang menampilkan dinamika perpolitikan, sosial, budaya, dan Pemerintahan Aceh, yang terekam sejak pelaksanaan perdana pada tahun 1958," katanya.

PKA, yang kini sudah memasuki usia ke-8, adalah buah pemikiran dan perjuangan generasi-generasi Aceh sebelumnya. Acara ini memperingati perjuangan mereka dalam menjaga perdamaian dan memajukan kebudayaan, terutama peradaban Islam di Aceh. Dalam sejarahnya yang berlangsung sejak 1958, PKA telah menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam melindungi, membina, mengembangkan, dan memanfaatkan kekayaan budaya Aceh.

PKA ke-8 tahun 2023 memiliki tema yang sangat relevan, yaitu 'Jalur Rempah Aceh' dengan tagline 'Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia'. Tema ini tidak dipilih secara sembarangan. Aceh memiliki sejarah panjang sebagai salah satu pusat perdagangan rempah-rempah, terutama lada, yang dikenal luas pada masanya. Bahkan, dua dari dua puluh titik jalur rempah Nusantara berada di Aceh.

Di masa lampau, Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam menjadi sentrum perdagangan aneka rempah, yang berperan penting dalam perdagangan global. Sejak tahun 2021, Jalur Rempah Nusantara menjadi program prioritas nasional untuk menjadikan jalur rempah sebagai Warisan Budaya Dunia, dan Aceh menjadi salah satu titik yang menghubungkan Nusantara dengan dunia.

Penjabat Gubernur dengan tegas menyatakan bahwa tagline 'Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia' mencerminkan kesiapan Aceh untuk bangkit pasca Covid-19 melalui komoditas rempah seperti kopi, nilam, pala, dan sereh wangi. Aceh memiliki potensi besar untuk memanfaatkan kekayaan alamnya dan mendukung pertumbuhan ekonomi setempat.

Dorong Pembentukan Museum Rempah dan Kebun Raya Rempah

Dalam sambutannya, Penjabat Gubernur Aceh menjelaskan bahwa tema PKA 8, yaitu 'Jalur Rempah Aceh', memunculkan harapan besar dari masyarakat Aceh untuk menghidupkan kembali Jalur Rempah Aceh melalui pembentukan Museum Rempah. Museum Rempah ini akan menjadi rumah bagi banyak manuskrip dan artefak bersejarah yang mencerminkan Aceh sebagai lintasan jalur rempah dunia.

Selain itu, untuk meningkatkan perekonomian Aceh di konteks jalur rempah, Achmad Marzuki menyoroti pentingnya pembentukan Kebun Raya Rempah di wilayah barat-selatan Aceh. Kebun ini tidak hanya akan menjadi tempat pelestarian rempah-rempah, tetapi juga akan berfungsi sebagai Living Museum dan pusat edukasi herbal Nusantara di Aceh.

Achmad Marzuki mengharapkan dukungan dari berbagai kementerian, termasuk Kemenko PMK (Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), untuk mewujudkan Museum Rempah dan Kebun Raya Rempah. Usulan ini melibatkan lima kementerian yang bersinergi: Kemenko Marvest, Kemenpar, Kemendikbudristek, Kementan, dan Kemenkop UKM.

PKA ke-8 juga menjadi wadah untuk melaporkan capaian positif dalam sektor pariwisata di Aceh. Aceh menduduki peringkat kedua setelah Nusa Tenggara Barat sebagai Destinasi Pariwisata Ramah Muslim dalam ajang Indonesia Muslim Travel Index Award 2023. Diharapkan bahwa PKA ke-8 akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh, karena selain keindahan alamnya, kebudayaan Aceh juga memiliki daya tarik yang kuat untuk dinikmati, dikaji, dan diapresiasi.

Halaman:

Editor: Syaiful Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah