Network
Kilasaceh.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal, Saifullah Yusuf, meninggalkan Aceh pada Minggu, 30 Juni 2024, setelah menjalani serangkaian kegiatan yang padat selama kunjungan mereka di provinsi ini. Kedatangan dan keberangkatan mereka turut disambut oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Asisten Administr
Ketum PBNU Isi Materi Seminar 'Mencari Pemimpin Ideal untuk Aceh' di Banda Aceh
Kunjungan KH Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, dan Saifullah Yusuf ini menjadi momen penting dalam rangka memperkuat jalinan silaturahmi antara PBNU dengan masyarakat Aceh. Salah satu kegiatan utama yang dihadiri oleh Gus Yahya adalah seminar kebangsaan bertajuk "Mencari Pemimpin Ideal untuk Aceh" yang berlangsung di Hotel Grand Syari'ah, Banda Aceh.
Acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, agama, dan pemangku kebijakan ini bertujuan untuk mendiskusikan tantangan dan solusi dalam mencari sosok pemimpin yang ideal bagi Aceh di masa depan. Gus Yahya berkesempatan untuk menyampaikan pandangannya tentang pentingnya kepemimpinan yang adil, inklusif, dan mampu membawa kemajuan serta kedamaian bagi masyarakat Aceh yang beragam.
Sebelumnya, pada Sabtu, 29 Juni lalu, Gus Yahya dan Saifullah Yusuf telah tiba di Aceh untuk agenda kunjungan mereka yang penting ini. Mereka tidak hanya menghadiri acara seminar kebangsaan, tetapi juga berkesempatan untuk berdialog langsung dengan para pemimpin lokal, tokoh agama, serta masyarakat Aceh secara umum.
Asisten Sekda Aceh Antar Keberangkatan Ketum dan Sekjend PBNU Kembali ke Jakarta
Iskandar, Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan dan keramahan yang diberikan oleh Gus Yahya dan Saifullah Yusuf selama berada di Aceh. "Kami berterima kasih atas kunjungan yang berkesan ini. Keberadaan Gus Yahya di Aceh tidak hanya sebagai kunjungan rutin, tetapi juga sebagai bentuk dukungan beliau terhadap perkembangan dan kemajuan Aceh ke depannya," ujarnya.
Selama kunjungan mereka, Gus Yahya juga mengunjungi beberapa tempat penting di Aceh serta melakukan dialog intensif dengan berbagai pihak untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam tentang kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan di Aceh. Kepedulian Gus Yahya terhadap Aceh terlihat jelas dari interaksi dan diskusi yang dilakukannya dengan berbagai elemen masyarakat Aceh.
Kehadiran Gus Yahya dan Saifullah Yusuf di Aceh tidak hanya menghadirkan semangat baru dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat Aceh untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nasional. Melalui dialog dan diskusi yang mereka lakukan, diharapkan dapat lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu membawa Aceh menuju arah yang lebih baik dan lebih berdaya.
Selain menghadiri acara seminar kebangsaan, Gus Yahya juga meluangkan waktu untuk berinteraksi langsung dengan para ulama dan tokoh agama Aceh. Dialog keagamaan yang intensif ini menunjukkan komitmen Gus Yahya dalam menjaga hubungan yang baik dengan ulama dan tokoh agama sebagai bagian dari upaya memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kultural di Aceh.
Secara keseluruhan, kunjungan Gus Yahya dan Saifullah Yusuf ke Aceh diakhiri dengan penuh haru dan kehangatan. Mereka meninggalkan Aceh dengan kenangan yang tak terlupakan dan harapan besar untuk kembali pada kesempatan berikutnya. Keberangkatan mereka dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda disaksikan oleh para pejabat dan masyarakat yang ikut merasakan manfaat dari kunjungan ini.***
