Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Kesehatan dalam Mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045

- 25 April 2024, 16:15 WIB
Presiden Jokowi membuka Rakerkesnas Tahun 2024, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/04/2024)
Presiden Jokowi membuka Rakerkesnas Tahun 2024, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/04/2024) /Humas Setkab/Rahmat/

Kilasaceh.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Tahun 2024, di Indonesia Convention and Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Rabu, 24 April 2024. Dalam acara tersebut, Presiden menyoroti urgensi sektor kesehatan sebagai salah satu komponen fundamental dalam mewujudkan visi Indonesia maju tahun 2045.

"Kesehatan menjadi hal yang sangat penting, kunci, sangat fundamental. Dan, Bapak-Ibu semuanya yang hadir pada pagi hari ini memiliki peran yang sangat signifikan untuk mencapai sebuah masyarakat yang sehat bagi Indonesia maju, bagi Indonesia emas, dan peluang itu jangan dibiarkan hilang sia-sia," ujar Presiden.

Dalam konteks ini, Presiden menggarisbawahi bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada tahun 2030, di mana 68 persen penduduknya akan berada pada usia produktif. Namun, hal ini juga menimbulkan sejumlah tantangan, termasuk isu stunting yang masih menjadi perhatian serius.

"Stunting sudah turun dari 10 tahun yang lalu 37,6 turun kemarin akhir tahun di 21,5 persen, sudah turun hampir separuh, tapi harusnya kita mencapai paling tidak tahun ini 14 persen," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi Soroti Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dan Kekurangan Tenaga Medis

Selain itu, tantangan besar lainnya adalah penanggulangan penyakit tidak menular seperti strok, jantung, dan kanker, yang menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Presiden menyoroti upaya penguatan infrastruktur kesehatan yang masih belum memadai di beberapa daerah, termasuk ketersediaan fasilitas rumah sakit dan alat medis yang canggih.

"Inilah pekerjaan besar kita. Tetapi kita tahu puskesmas sekarang ini sudah dikirim alat-alat lab, USG, EKG untuk mengatasi sedini mungkin hal-hal yang tadi saya sampaikan," ujarnya.

Kekurangan tenaga medis, khususnya dokter dan dokter spesialis, juga menjadi perhatian serius. Presiden menyampaikan bahwa rasio dokter di Indonesia masih rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk, dengan peringkat 147 di dunia. Untuk mengatasi hal ini, Presiden menegaskan perlunya peningkatan jumlah dan distribusi dokter yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

"Memang problem terbesar kita adalah dokter yang kurang, dokter spesialis yang kurang. Ini persoalan besar kita. Dan supaya Bapak Ibu tahu bahwa rasio dokter kita masih 0,47, ranking-nya 147 dunia. Ranking-nya seperti itu, kita harus tahu. Ini yang akan kita kejar," paparnya.

Presiden Jokowi juga menegaskan perlunya integrasi dan sinergi dalam semua rencana pembangunan di bidang kesehatan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Rencana induk di bidang kesehatan yang dijanjikan akan selesai pada Agustus oleh Menteri Kesehatan diharapkan menjadi pedoman nasional yang akan mengarahkan Indonesia ke arah kemajuan yang signifikan di sektor kesehatan.

Halaman:

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x