Network
Kilasaceh.com - Di suatu sudut kota Banda Aceh yang dikelilingi oleh gemerlap lampu dan suara riuh rendah orang-orang yang berlalu-lalang, hidup seorang lelaki bernama Rizky. Rizky adalah seorang pemuda yang hidup dengan penuh keyakinan dan harapan. Setiap hari, dengan hati yang penuh cinta, dia menunggu kekasihnya di Masjid Raya Baiturrahman.
Baca Juga: CERPEN : Arif dan Kisah Baper Diari Ayah
Masjid yang indah itu menjadi saksi bisu setiap langkahnya. Rizky dan kekasihnya, Aisha, selalu berjanji untuk bertemu di masjid tersebut. Mereka saling mencintai dengan segenap hati, dan Masjid Raya Baiturrahman menjadi saksi bisu cinta mereka yang tumbuh setiap hari.
Pagi-pagi buta, Rizky sudah berada di depan pintu masjid, menunggu Aisha dengan senyum penuh harap. Aroma kopi hangat menyambutnya dari warung kopi kecil di seberang jalan. Rizky duduk di bangku batu, menatap langit yang biru cerah, sambil memikirkan momen indah bersama Aisha.
Setiap hari, Rizky datang dengan harapan tinggi, membayangkan Aisha akan datang dengan senyuman lembutnya yang selalu menyinari hatinya. Namun, hari demi hari berlalu, Aisha tak kunjung muncul. Rizky tetap setia menunggu, meski kekhawatiran mulai merayap perlahan di dalam hatinya.
Suatu sore, Rizky duduk di pelataran masjid sambil memandang langit senja yang berwarna-warni. Ada keraguan di matanya, tapi dia tetap bersikeras menunggu. Beberapa orang yang melintas menyapa Rizky, bertanya tentang kekasihnya yang tak pernah terlihat.
Baca Juga: CERPEN : Cinta di Bawah Tangga Mushola
"Kapan Aisha datang, Rizky?" tanya Umar, teman Rizky sejak kecil.
Rizky hanya menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu, Umar. Dia seharusnya sudah di sini."
