Sejak Oktober 2023, Sebanyak 112 Jurnalis Tewas Dalam Serangan Udara Israel di Gaza

- 10 Januari 2024, 06:20 WIB
Rekan sejawat membawa jaket anti-peluru berlumuran darah milik jurnalis Palestina Mohammed Soboh, yang tewas bersama dua jurnalis lainnya ketika Israel menghantam sebuah gedung saat mereka sedang meliput di Kota Gaza, 10 Oktober 2023.
Rekan sejawat membawa jaket anti-peluru berlumuran darah milik jurnalis Palestina Mohammed Soboh, yang tewas bersama dua jurnalis lainnya ketika Israel menghantam sebuah gedung saat mereka sedang meliput di Kota Gaza, 10 Oktober 2023. /Reuters/Arafat Barbakh/

Kilasaceh.com - Dalam gelombang serangan berkepanjangan, Gaza menyaksikan tragedi kemanusiaan yang menyedihkan. Serangan ganas yang dilancarkan Israel terhadap wilayah Gaza dari darat, laut, dan udara, telah berlangsung selama 95 hari sejak 7 Oktober 2023, telah menelan korban tak terhitung, bahkan tak terkecuali jurnalis ikut menjadi korban dalam serangkaian serangan tersebut.

Pada Minggu (7/1/) kemarin, Mustafa Thuraya dan Hamza Dahdouh, dua jurnalis berdedikasi, menjadi korban serangan udara Israel di dekat Al-Mawasi, barat Khan Younis. Hamza merupakan putra Kepala Biro Al Jazeera di Gaza, Wael Dahdouh, dan kini ia harus merasakan beban kehilangan yang menyakitkan, setelah sebelumnya kehilangan istri dan anggota keluarga lainnya akibat keganasan serangan yang tak kenal ampun.

Serangan udara tersebut juga melukai Ahmed Al-Burash dan Amer Abu Amr, dua jurnalis dari Palestine Today TV, yang saat itu sedang melakukan tugas meliput sebagaimana dilansir WAFA.

Sejak dimulainya serangan, Gaza telah kehilangan 112 nyawa jurnalis, Menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), Jumlah kematian yang tercatat bersumber dari data yang terhimpun dari Kementerian Kesehatan dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB atau United Nation Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA).

Selama tiga bulan perang, korban jiwa akibat bombardir Israel mencapai 23.424, dengan 23.084 di antaranya berasal dari Jalur Gaza dan 340 dari Tepi Barat. Sedangkan yang mengalami luka cedera mencapai 62.968, dan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak yang tak berdaya.

Detail korban meliputi 7.000 perempuan dan 10.000 anak-anak. Selain itu, ratusan tenaga professional tak luput dari serangan Israel. Kemudian sebanyak 7.000 orang di antaranya dilaporkan hilang. 

Selain itu, konflik tersebut tidak hanya melukai fisik, tetapi juga merusak infrastruktur dan layanan mendasar.

Jurnalis di Gaza menghadapi risiko yang sangat tinggi ketika mereka mencoba meliput konflik selama serangan Israel yang sangat mematikan, menyebabkan gangguan komunikasi, kekurangan pasokan, dan pemadaman listrik yang luas.

Sementara itu, pasukan pertahanan Israel atau Israel Defence Forces (IDF) mengatakan kepada Reuters dan Agence France Press bahwa mereka tidak dapat menjamin keselamatan jurnalis yang beroperasi di Jalur Gaza.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan PM Norwegia Bahas Lingkungan, Investasi, dan Gaza di WCAS COP28

Editor: Kutar Maulana

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah