Warga Palestina Di Gaza Menganggap Pemotongan Dana UNRWA Sebagai 'Hukuman Mati'

- 31 Januari 2024, 19:00 WIB
Wanita Palestina duduk di dekat kantong tepung yang didistribusikan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 29 Januari 2024
Wanita Palestina duduk di dekat kantong tepung yang didistribusikan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 29 Januari 2024 /IBRAHEEM ABU MUSTAFA/REUTERS

Kilasaceh.com - Salah seorang Ibu di Palestina, Mazouza Hassan, terkejut dengan potensi ancaman terhadap kerja badan PBB yang menangani sebagian besar bantuan di Gaza (UNRWA) setelah beberapa negara Barat menangguhkan pendanaannya atas tuduhan bahwa para staf lembaga tersebut ikut serta dalam serangan Hamas terhadap Israel pada November lalu.

“Kami dimasukkan ke dalam tenda dan anak-anak kami perlu divaksinasi dan perempuan hamil harus melahirkan. Ke mana orang-orang ini akan pergi?” kata Mazouza, salah satu dari 85% penduduk Gaza yang kehilangan tempat tinggal akibat bombardir militer Israel di Gaza, dikutip dari Routers.

Baca Juga: Tuduh Terlibat Serangan Hamas, Enam Negara Eropa Ini Kompak Hentikan Bantuan Kemanusiaan Palestina

Perang tersebut telah menjerumuskan Gaza ke dalam bencana kemanusiaan, hingga menyebabkan penduduknya terancam kelaparan dan penyakit, rumah sakit runtuh, sekolah-sekolah dijadikan tempat penampungan dan sebagian besar penduduk tinggal di tenda-tenda.

Bagi sebagian besar dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) sudah sangat penting bahkan sebelum perang Israel-Hamas terbaru dimulai pada 7 Oktober lalu.

Baca Juga: Intelijen Israel Tuduh 190 Staf UNRWA Terlibat dalam Aksi Penculikan dan Pembunuhan Bersama Hamas

UNRWA mengelola sekolah-sekolah di Gaza, klinik kesehatan dasar dan layanan sosial lainnya. Sebagai saluran utama bantuan di daerah yang kecil dan padat ini, bagi banyak warga Palestina, wilayah tersebut kini menjadi penghalang terakhir antara mereka dan bencana total.

Juru bicara UNRWA mengatakan badan tersebut tidak akan dapat melanjutkan operasi setelah bulan Februari jika pendanaan tidak dilanjutkan. Untuk diketahui Lebih dari 10 negara termasuk donor utama Amerika Serikat telah menangguhkan pendanaannya.

Baca Juga: ICJ Umumkan Putusan Sementara Gugatan Afrika Selatan Terhadap Genosida Israel di Gaza

“UNRWA adalah masa depan dan kehidupan kita dari awal hingga saat ini. Siapa yang akan mendukung kita?” kata Hassan sambil berdiri di dekat anak-anaknya di Rafah di ujung selatan Jalur Gaza.

Halaman:

Editor: Kutar Maulana

Sumber: Routers


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah