Kilasaceh.com - Dokumen intelijen Israel yang menyudutkan sejumlah staf United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) membuat sejumlah negara eropa mengentikan pendanaannya kepada lembaga tersebut. Intelejen Israel menuduh sebanyak 190 Staf, termasuk guru, diduga terlibat dalam aksi militer bersama Hamas selama serangan 7 Oktober yang memicu perang di Gaza.
Dilaporkan oleh Reuters, dokumen setebal enam halaman itu mengklaim bahwa sejumlah staf UNRWA merangkap sebagai militan Hamas atau Jihad Islam, dengan 11 di antaranya memiliki identitas lengkap, termasuk photo. Meskipun PBB belum menerima salinan dokumen tersebut secara resm.
Baca Juga: ICJ Umumkan Putusan Sementara Gugatan Afrika Selatan Terhadap Genosida Israel di Gaza
Pihak UNRWA sendiri membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa beberapa stafnya seperti yang dituduhkan diduga terlibat dalam aksi militer Hamas telah dipecat dan sedang diselidiki.
Sementara itu, menteri luar negeri Israel, Katz, menyerukan agar Ketua UNRWA Philippe Lazzarini mundur.
"Pegawai UNRWA ikut serta dalam pembantaian tanggal 7 Oktober," tegas Katz.
Baca Juga: Tuduh Terlibat Serangan Hamas, Enam Negara Eropa Ini Kompak Hentikan Bantuan Kemanusiaan Palestina
Disisi lain, Perdana Menteri Palestina, Shtayyeh, menuding Israel melakukan serangan politik terencana terhadap UNRWA dan Ia meminta adanya pemulihan dana bantuan kemanusiaan untuk palestina.
Dikutip dari Reuters, dokumen yang mengklaim bahwa sejumlah staf UNRWA merangkap sebagai militan Hamas diakui diperoleh dari intelijen Israel, kemudian dibagikan kepada AS. Pihak AS kemudian menghentikan pendanaan untuk UNRWA, yang diikuti oleh negara-negara eropa lainnya.