Indonesia Terus Berupaya Diplomasi untuk Meredakan Ketegangan di Timur Tengah

- 17 April 2024, 11:30 WIB
Menlu Retno LP Marsudi memberikan keterangan pers, Selasa (16/04/2024), di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta
Menlu Retno LP Marsudi memberikan keterangan pers, Selasa (16/04/2024), di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta /Humas Setkab/Oji/

Kilasaceh.com - Pemerintah Indonesia terus bergerak aktif dalam upaya diplomasi guna meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi situasi geopolitik yang tengah melanda Timur Tengah. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam keterangan persnya di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 16 April 2024, usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menlu Retno: Indonesia Mendorong Seluruh Pihak Tahan Diri demi Mencegah Eskalasi Konflik

Menurut Retno, Presiden Jokowi menekankan pentingnya upaya diplomatik untuk meminta semua pihak terkait agar menahan diri dan menghindari eskalasi yang hanya akan membawa dampak negatif bagi semua pihak. Retno juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah negara, termasuk Iran, Saudi Arabia, Yordania, Mesir, Persatuan Emirat Arab, Uni Eropa, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat (AS) guna mendorong semua pihak untuk menahan diri dan mencegah eskalasi lebih lanjut.

"Sekali lagi, kita pantau dari dekat, kita waspada, dan kita terus melakukan upaya diplomatik agar masing-masing pihak menjaga, menahan diri, self restraint, dan kita mencoba untuk berbicara dengan sebanyak mungkin pihak untuk menggunakan pengaruhnya agar eskalasi tidak terjadi," ujar Retno.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga tidak melupakan perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah yang mungkin terdampak oleh situasi di Timur Tengah. Retno menyatakan bahwa pemerintah terus memantau dan melakukan upaya untuk memastikan perlindungan terhadap WNI di wilayah tersebut.

"Kita terus melakukan komunikasi, koordinasi dengan beberapa Kedutaan Besar Republik Indonesia, utamanya di Amman, di Teheran, kemudian di Mesir, dan di tempat-tempat lain," ujarnya.

Pada tanggal 13 April lalu, pihaknya telah mengeluarkan travel advice serta menyediakan hotline yang dapat dihubungi oleh para WNI. Langkah konkret juga telah diambil dengan melakukan kontak langsung dengan WNI yang berada di Iran dan Israel untuk memberitahukan langkah-langkah yang dapat mereka lakukan jika terjadi sesuatu atau jika eskalasi terus meningkat.

“WNI sejauh ini alhamdulillah dalam keadaan baik, dalam artian tidak terdampak situasi yang ada. Kita terus melakukan pantauan dari dekat dan hampir setiap hari teman-teman Kementerian Luar Negeri mengadakan rapat secara virtual dengan KBRI-KBRI di wilayah-wilayah yang kira-kira dapat terdampak jika terjadi eskalasi, termasuk contingency plan juga sudah kita buat,” tandasnya.

Menko Perekonomian: Pemerintah Antisipasi Dampak Lonjakan Harga Minyak Akibat Ketegangan di Timur Tengah

Tidak hanya dari sisi politik dan keamanan, pemerintah juga memperhatikan dampak situasi di Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah juga mewaspadai dan memitigasi dampak ketegangan tersebut terhadap perekonomian Indonesia.

“Dari sisi perekonomian, tentu kita melihat terjadi lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan oleh Iran. Dari segi ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz itu menjadi penting, terutama karena Selat Hormuz itu 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah itu sekitar 27 ribu. Dan peningkatan freight cost itu menjadi salah satu hal yang harus dimitigasi,” ujar Airlangga.

Halaman:

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah