Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ajak Masyarakat Jaga Etika di Ruang Digital untuk Cegah Pelanggaran Hukum

- 20 Maret 2024, 18:31 WIB
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Teuku Riefky Harsya (TRH).
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Teuku Riefky Harsya (TRH). /Pemerintah Aceh/

Kilasaceh.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Teuku Riefky Harsya (TRH), baru-baru ini mengajak masyarakat Aceh dan seluruh Indonesia untuk memperhatikan etika di ruang digital guna menghindari potensi pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Ngobrol Legislator dengan tema "Menjadi Pejuang Anti Hoax di Ruang Digital" yang dilangsungkan secara virtual pada Selasa, 19 Maret 2024.

TRH: Kurangnya Kesadaran Etika Berinternet Picu Pelanggaran UU ITE

TRH menyoroti masalah yang sering terjadi dalam ruang digital, khususnya terkait dengan kurangnya kesadaran akan etika berinternet. Ia menyampaikan bahwa mengabaikan netiket atau etika berinternet dapat membawa dampak serius, termasuk pelanggaran hukum yang bisa berujung pada terjeratnya UU ITE. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah kasus pencemaran nama baik.

"Kita harus memahami bahwa kesadaran menjaga etika di ruang digital merupakan kunci untuk menghindari berbagai masalah hukum yang timbul akibat dari tindakan yang kurang bertanggung jawab dalam berinternet," ujar TRH.

Lebih lanjut, TRH menyatakan bahwa memahami dan menyosialisasikan etika berinternet adalah tanggung jawab bersama. Ini penting agar ruang digital Indonesia bisa menjadi lingkungan yang lebih baik dan aman bagi semua penggunanya. Menurutnya, menjaga etika berkomunikasi secara positif merupakan langkah awal yang penting dalam membangun lingkungan digital yang sehat dan produktif.

"Etika berinternet harus menjadi pondasi utama pemahaman kita sebelum berinteraksi di dunia maya. Kesadaran akan etika merupakan kewajiban bagi seluruh netizen," tegas TRH.

Dalam acara tersebut, TRH juga mengungkapkan hasil survei yang dilakukan oleh Microsoft beberapa waktu lalu. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan tingkat kesopanan yang paling rendah di dunia maya. Fakta ini, menurut TRH, sangat mencengangkan dan memprihatinkan.

"Sebagai bangsa yang dikenal ramah dan mengedepankan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari, kita seharusnya juga mampu mencerminkan hal yang sama dalam interaksi di dunia digital," papar TRH.

Namun, TRH menyadari bahwa dengan pesatnya penetrasi internet, pola perilaku dan budaya di dunia maya juga mengalami perubahan. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena dapat menggerus citra positif tentang bangsa Indonesia.

"Penggunaan internet dengan bijak adalah tanggung jawab bersama. Kita perlu terus menyosialisasikan panduan dan norma-norma perilaku di lingkungan internet agar menjadi bagian dari budaya dalam berselancar di dunia maya," tambah TRH.

Halaman:

Editor: Anshori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah